Analisis Kelayakan Investasi Pembesaran Katak Lembu

PT KEMBANG KUNING Sukabumi

Oleh

TAWAR RISDYANTO

Katak merupakan komoditas perikanan yang sangat penting, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negara-negara Eropa, Amerika dan beberapa negara Asia. Selain rasanya enak, kandungan gizi katak juga cukup tinggi. Tidak mengherankan bila permintaan katak dari negara-negara tersebut setiap tahunnya terus meningkat. Ini merupakan peluang yang sangat besar bagi negara kita untuk meningkatkan ekspor, sebagai sumber devisa negara yang berasal dari komoditas non-migas.

Namun dari tahun ke tahun ekspor katak Indonesia ke negara-negara Eropa dan Amerika terus menurun, hal ini disebabkan katak yang dikirim ukurannya semakin mengecil, mengandung kuman yang berbahaya, dan tidak kontinyu. Perkembangan yang demikian dikarenakan sebagian besar katak masih diburu dari alam.

Untuk meningkatkan kembali ekspor katak Indonesia maka katak yang diekspor harus katak dari hasil budidaya, karena katak dari hasil budidaya mempunyai ukuran dan kesehatannya lebih terjamin serta kontinyuitas produksinya bisa lebih diandalkan.

Sebelum proyek investasi pembesaran katak lembu dilaksanakan maka perlu dilakukan analisis kelayakan investasi dengan penekanan aspek ekonomi dan keuangan serta beberapa aspek pendukung lainnya seperti aspek manajemen perusahaan, aspek pemasaran, aspek yuridis, aspek teknis dan aspek dampak lingkungan sosial yang mungkin timbul.

Dalam perhitungan investasi digunakan beberapa teori perhitungan yang meliputi perhitungan jumlah modal keseluruhan, analisis cash flow dan neraca, net present value, internal rate of return, payback period, profitability index, break even point dan analisis sensitivitas.

Proyek pembesaran katak lembu PT KEMBANG KUNING ini membutuhkan biaya investasi sebesar Rp 804.772.000,00 dan modal kerja sebesar Rp 600.122.000,00 dengan kapasitas produksi 80.000 kg per tahun.

Proyek ini dimulai bulan Januari tahun 1999 dengan biaya investasi sebesar Rp 804.772.000,00 yang dinanai dari modal sendiri sebesar Rp 750.000.000,00 dan dana dari pinjaman bank sebesar Rp 54.772.000,00 dengan tingkat suku bunga 30 % per tahun.

Hasil analisis keuangan memperlihatkan bahwa proyek ini akan memperoleh keuntungan yang optimal dan investasinya akan memberikan pengembalian dana secara cukup efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan sehingga proyek ini layak untuk dilaksanakan dengan perhitungan sebagai berikut:

Berdasarkan analisis sensitivitas dengan asumsi bahwa biaya proyek kemungkinan akan naik sebesar 10% dan penerimaan akan mengalami penurunan sebesar 10%, proyek ini masih layak untuk dilaksanakan karena menunjukkan bahwa nilai NPV masih positif, IRR lebih besar dari 11%, payback period 2 tahun 7 bulan dan nilai PI >1.

Proyek pembesaran katak lembu sedikitnya membutuhkan tiga divisi operasional yang terdiri atas divisi produksi, divisi keuangan/administrasi, dan divisi pemasaran.

Peluang pasar katak konsumsi sangat besar, hal ini ditandai dengan peningkatan permintaan katak konsumsi dari negara-negara Eropa dan Amerika.

Manfaat yang dapat dikuantifikasi sehubungan dengan proyek pembesaran katak lembu antara lain pemerintah mendapat pemasukan berupa pajak, penambahan lapangan pekerjaan, serta penambahan devisa negara dari sektor non migas.

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa proyek pembesaran katak lembu layak untuk dilaksanakan.