PENGARUH JUMLAH MAKANAN

TERHADAP PERTUMBUHAN KECEBONG / BERUDU KATAK LEMBU

( Rana catesbeiana Shaw )

oleh. Chairdiansyah

 

Penelitian mengenai pengaruh perbedaan jumlah makanan terhadap pertumbuhan kecebong / berudu katak lembu ( Rana catesbeiana Shaw ) telah dilakukan di Balai budidaya Air Tawar Sukabumi, Jawa Barat dari tanggal 13 Desember s.d 07 Maret 1994.

Kecebong / berudu katak lembu dipelihara dalam happa / net dengan ukuran 2x1x1 m2 sebanyak 12 buah dengan ketinggian air 60 cm, setiap happa/net berisi 100 ekor kecebong / berudu dengan berat 10 - 11 gr, yang berumur satu minggu. Makanan yang diberikan berupa pellet apung komersial.

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap ( RAL ) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan, yaitu pemberian makanan sebesar 2,5%, 5%, 7,5 % dan 10 % dari total bobot biomassa kecebong / berudu. Parameter utama dalam penelitian ini adalah : laju pertumbuhan, kelangsungan hidup, efisiensi makanan dan persentase percil ( katak muda ) yang dihasilkan. Sebagai parameter penunjang berupa kualitas air.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian makanan sebesar 2,5%, 5%, 7,5 % dan 10 % total bobot biomassa kecebong / berudu tidak berbeda nyata pada taraf 0,1 % terhadap laju pertumbuhan, kelangsungan hidup dan persentase percil yang dihasilakan, sedangkan efisiensi makanan sebesar 2,5 %, 5 %, 7,5 %, dan 10 % memberi pengaruh sangat nyata pada taraf 0,1 %. Parameter kualitas air seperti suhu air, pH air, O2 , CO2 , alkalinitas serta amoniak selama penelitian masih dalam kisaran layak untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup kecebong / berudu.

 

 

Analisis Kelayakan Investasi Pembesaran Katak Lembu

PT KEMBANG KUNING Sukabumi

Oleh

TAWAR RISDYANTO

Katak merupakan komoditas perikanan yang sangat penting, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negara-negara Eropa, Amerika dan beberapa negara Asia. Selain rasanya enak, kandungan gizi katak juga cukup tinggi. Tidak mengherankan bila permintaan katak dari negara-negara tersebut setiap tahunnya terus meningkat. Ini merupakan peluang yang sangat besar bagi negara kita untuk meningkatkan ekspor, sebagai sumber devisa negara yang berasal dari komoditas non-migas.

Namun dari tahun ke tahun ekspor katak Indonesia ke negara-negara Eropa dan Amerika terus menurun, hal ini disebabkan katak yang dikirim ukurannya semakin mengecil, mengandung kuman yang berbahaya, dan tidak kontinyu. Perkembangan yang demikian dikarenakan sebagian besar katak masih diburu dari alam.

Untuk meningkatkan kembali ekspor katak Indonesia maka katak yang diekspor harus katak dari hasil budidaya, karena katak dari hasil budidaya mempunyai ukuran dan kesehatannya lebih terjamin serta kontinyuitas produksinya bisa lebih diandalkan.

Sebelum proyek investasi pembesaran katak lembu dilaksanakan maka perlu dilakukan analisis kelayakan investasi dengan penekanan aspek ekonomi dan keuangan serta beberapa aspek pendukung lainnya seperti aspek manajemen perusahaan, aspek pemasaran, aspek yuridis, aspek teknis dan aspek dampak lingkungan sosial yang mungkin timbul.

Dalam perhitungan investasi digunakan beberapa teori perhitungan yang meliputi perhitungan jumlah modal keseluruhan, analisis cash flow dan neraca, net present value, internal rate of return, payback period, profitability index, break even point dan analisis sensitivitas.

Proyek pembesaran katak lembu PT KEMBANG KUNING ini membutuhkan biaya investasi sebesar Rp 804.772.000,00 dan modal kerja sebesar Rp 600.122.000,00 dengan kapasitas produksi 80.000 kg per tahun.

Proyek ini dimulai bulan Januari tahun 1999 dengan biaya investasi sebesar Rp 804.772.000,00 yang dinanai dari modal sendiri sebesar Rp 750.000.000,00 dan dana dari pinjaman bank sebesar Rp 54.772.000,00 dengan tingkat suku bunga 30 % per tahun.

Hasil analisis keuangan memperlihatkan bahwa proyek ini akan memperoleh keuntungan yang optimal dan investasinya akan memberikan pengembalian dana secara cukup efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan sehingga proyek ini layak untuk dilaksanakan dengan perhitungan sebagai berikut:

Berdasarkan analisis sensitivitas dengan asumsi bahwa biaya proyek kemungkinan akan naik sebesar 10% dan penerimaan akan mengalami penurunan sebesar 10%, proyek ini masih layak untuk dilaksanakan karena menunjukkan bahwa nilai NPV masih positif, IRR lebih besar dari 11%, payback period 2 tahun 7 bulan dan nilai PI >1.

Proyek pembesaran katak lembu sedikitnya membutuhkan tiga divisi operasional yang terdiri atas divisi produksi, divisi keuangan/administrasi, dan divisi pemasaran.

Peluang pasar katak konsumsi sangat besar, hal ini ditandai dengan peningkatan permintaan katak konsumsi dari negara-negara Eropa dan Amerika.

Manfaat yang dapat dikuantifikasi sehubungan dengan proyek pembesaran katak lembu antara lain pemerintah mendapat pemasukan berupa pajak, penambahan lapangan pekerjaan, serta penambahan devisa negara dari sektor non migas.

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa proyek pembesaran katak lembu layak untuk dilaksanakan.