PEREKAYASAAN TEKNIK PERBAIKAN KUALITAS AIR DAN KESEHATAN IKAN

PADA SISTEM RESIRKULASI

Ringkasan

Oleh: Murtiati, Yuke Elyani, Titi Murtiana, Ade sunarma

Intensifikasi pemeliharaan ikan di dalam sistem resirkulasi akan membatasi daya dukung sistem akibat adanya peningkatan buangan sisa metabolisme dan sisa pakan yang tidak dimakan oleh ikan.

Peningkatan bahan buangan tersebut akan mengakibatkan penurunan kondisi kualitas air dan peningkatan perkembangan organisme pathogen di dalam sistem. Karena itu, daya dukung suatu sistem resirkulasi perlu diketahui agar keberhasilan pemeliharaan ikan dapat dicapai. Kegiatan perekayasaan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kondisi kualitas air dan kesehatan ikan pada suatu unit sistem resirkulasi dan mengetahui kesesuaian suatu jenis bahan filter bagi perkembangan bakteri nitrifikasi sehigga sistem tetap layak bagi ikan.

Pemeliharaan ikan dilakukan dalam dua unit sistem resirkulasi, yaitu: skala laboratorium dan skala lapang. Pada skala laboratorium digunakan wadah pemeliharaan, bak penampung, dan biofilter masing-masing bervolume 0.51 m3 . Pada skala lapang digunakan enam buah wadah pemeliharaan (volume total 4.86 m3), bak penampung volume 0.81 m3 dan biofilter volume 2.8 m3.

Pemeliharaan ikan dilakukan dalam dua periode masing-masing selama 40 hari. Ikan yang dipelihara adalah ikan Nila dengan ukuran panjang total 2-3 cm. Pengamatan yang dilakukan terhadap ikan meliputi: kelangsungan hidup, laju pertumbuhan dan tingkat konversi pakan. Pengamatan bakteri nitrifikasi dan jamur dilakukan setiap sepuluh hari pada sistem resirkulasi skala laboratorium dari kedalaman filter 10, 20, 30 dan 40 cm. Pengamatan kesehatan ikan dilakukan setiap sepuluh hari dengan mengidentifikasijenis parasit dan bakteri pathogen yang menyerang ikan. Pengamatan kualitas air meliputi: suhu, pH, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, alkalinitas, ammonia, nitrit, dan nitrat.

Hasil menunjukkan bahwa sistem resirkulasi mampu menyediakan kondisi yang layak bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan Nila. Hal ini ditandai dengan tingkat kelangsungan hidup sekitar 70%, laju pertumbuhan spesifik sekitar 5%, dan tingkat konversi pakan sekitar 1.2.

Adanya peningkatan padat penebaran telah meningkatkan jumlah koloni bakteri nitrifikasi dan jamur dan menurunkan kondisi kualitas air. Peningkatan jumlah koloni nitrifikasi dan jamur tidak berbeda pada berbagai bahan filter yang dipakai. Sedangkan penurunan kualitas air masih tetap pada kondisi yang layak pada berbagai bahan filter yang dipakai. Sedangkan penurunan kualitas air masih tetap pada kondisi yang layak bagi pemeliharaan ikan. Kisaran parameter kualitas air adalah: suhu (23.00-27.60 0C), pH (5.64-7.94), oksigen terlarut (1.26-6.00 mg/l), karbondioksida bebas (2.19-39.35 mg/l), alkalinitas (2.60-60.00 mg/l CaCO3), ammonia (0.000-5.351 mg/l NH3-N) dan nitrit (0.003-0.856 mg/l NO2-N). Kondisi kualitas air juga berperan dalam menekan terjadinya peningkatan perkembangan bakteri pathogen dan parasit didalam media pemeliharaan.


REKAYASA PERBAIKAN MUTU MEDIA BUDIDAYA

Murtiati, T. Murtiana, K. Simbolon, P. Raharjo, Y. Mulyati

Meningkatnya permintaan produk perikanan menyebabkan produksi perikanan meningkat. Salah satunya yaitu dengan budidaya ikan dengan sistem intensif dan semi intensif. Pada sistem ini sering terjadi penumpukan bahan organik pada dasar kolam. Apabila bahan organik ini tidak te rdekomposisi secara baik akan menimbulkan akibat negatip bagi usaha budidaya perikanan tersebut.Penggunaan mikroorganisme non pathogen (EM-4) diharapkan dapat membantu proses dekomposisi bahan organik berjalan lebih baik.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian organisme non pathogen terhadap media budidaya ikan dan derajat kelangsungan hidup ikan mas. Kegiatan ini dilakukan menggunakan wadah kolam, dengan tiga perlakuan yang dilakukan dalam tiga kali periode pemeliharaan. Lama pemeliharaan 15 hari, ikan yang dipelihara adalah larva ikan mas dengan padat penebaran 150 ekor/m persegi dan pemberian pakan secara ad libitum. Hasil dari kegiatan ini diperoleh data yang menunjukkan bahwa pemberian Mikroorganisme non pathogen (EM-4) memberikan pengar uh yang baik terhadap parameter-parameter kualitas media budidaya dengan derajat kelangsungan hidup ikan mas yang mencapai 69,78 %.

Memerlukan Makalah lengkap, silakan menghubungi Bagian Informasi & Publikasi BBAT .....